
Masyarakat tidak bisa melintas, kecuali turun ke anak sungai dengan jalan kaki untuk menyeberang, sepeda motor sama sekali tidak bisa melintas.
Selain ambruk satu jembatan, tebing sungai sepanjang hampir 500 meter juga abrasi dihantam derasnya air sungai tersebut.
Pipa saluran PDAM untuk warga Lawang tembus ke Jeunieb juga patah dan rusak, distribusi air bersih terganggu.
Pj Keuchik Lawang, M Akmal (50) mengatakan, sekitar pukul 03.15 WIB dini hari, Senin (6/1/2025), satu jembatan penghubung antara Desa Hagu dan Lawang putus total.
Penyebabnya karena tergerus hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.
Sebelumnya atau Jumat (3/1/2025), kata M Akmal hujan deras dan terlihat tebing dekat jembatan longsor.
Kemudian hujan deras mengguyur deras pada Minggu sore dan Senin (6/2/2025) dini hari.
Hujan deras selain jembatan ambruk putus total, satu rumah juga berimbas dan terancam ambruk.
“Bagian dapur dan satu kamar termasuk kamar mandi sudah ambruk,” ujarnya.
Dampak besar katanya, masyarakat Desa Lawang terisolasi dan tidak bisa pergi ke kecamatan maupun warga Desa Hagu tidak bisa ke Lawang, yang umumnya untuk berkebun.
Tadi pagi katanya, banyak anak sekolah tidak bisa turun ke Peudada baik ke SD maupun SMP dan sekolah lainnya karena jembatan putus.
Masyarakat juga tidak bisa mengangkut hasil buminya ke pasar.
Masyarakat berharap kepada Pemkab Bireuen dan dinas terkait untuk segera menanganinya agar akses masyarakat lancar kembali.